Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Follow us:   
Kontak kami:    kontak@wikidpr.org
Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan

Harmonisasi Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) — Badan Legislasi DPR-RI Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri ESDM, Dirjen Minerba, Dirjen EBT, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirut Pertamina dan Dirut PLN

Tanggal Rapat: 14 Dec 2021, Ditulis Tanggal: 19 Dec 2021,
Komisi/AKD: Badan Legislasi , Mitra Kerja: Menteri ESDM, Dirjen Minerba, Dirjen EBT, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirut Pertamina dan Dirut PLN

Pada 14 Desember 2021, Badan Legislasi DPR-RI mengadakan Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri ESDM, Dirjen Minerba, Dirjen EBT, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirut Pertamina dan Dirut PLN mengenai Harmonisasi Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Raker ini dibuka oleh Supratman Andi Atgas dari Fraksi Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) daerah pemilihan Sulawesi Tenggara pada pukul 13.40 WIB dan dinyatakan terbuka untuk umum. (Ilustrasi: internasional.kompas.com)

Pemaparan Mitra

Berikut merupakan pemaparan mitra:

Menteri ESDM, Dirjen Minerba, Dirjen EBT, Dirjen Ketenagalistrikan, Dirut Pertamina dan Dirut PLN

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

  • Sektor energi akan berkontribusi dengan jumlah target 314 juta ton Co2 atau 446 juta ton Co2 bila ada dukungan international.
  • Komitmen kita untuk membantu dipertegas dalam COP26 bahwa Indonesia berkontribusi lebih cepat bagi merger emission dunia apabila mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional. Target kita di tahun 2060 Indonesia bisa mencari zero emission.
  • Kita perlu melakukan diversifikasi energi untuk mengurangi impor dan membentuk ketahanan energi nasional. Antara lain dengan meningkatkan potensi energi terbarukan kita. Sampai dengan tahun 2020, bauran energi primer EBT baru mencapai 11,2%.
  • Perlu upaya yang lebih kuat, konkret, dan terencana untuk bisa mencapai target bauran 23% di tahun 2025.
  • Indonesia memiliki potensi EBT cukup besar, bisa mencapai 3.600 gigawatt, yang terdiri dari energi surya, angin, panas bumi, dan energi dari kelautan. Saat ini, teknologi untuk membangkitkan energi dari sumber kelautan sudah mulai berkembang.
  • Kita memang memiliki 2 gigawatt solar, ini ada di 58 lokasi yang kita sudah targetkan untuk diganti dengan gas & diharapkan bs selesai di tahun 2024. Masih terdapat kurang lebih 5.000 lokasi yang masih menggunakan pembangkit dengan generator diesel.
  • Dalam rangka percepatan EBT pencapaian target bauran, kita akan mendorong Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik secara atap dengan skala kecil kemudian PLTS terapung, atau PLTS skala besar.
  • Rencananya PLTS atap targetnya di tahun 2025 3,6 gigawatt. Kami sudah mengusulkan suatu rancangan mengenai PLTS atap.
  • PLTS terapung kami memiliki lebih dari 26 gigawatt di atas permukaan waduk dan danau. Kita akan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dari daya listriknya. PLTS yang skalanya besar di tahun 2030 bisa mencapai 4,68 gigawatt.
  • Total emisi energi kita sendiri pada tahun 2020 sekitar 580 juta ton CO2 yang didominasi oleh emisi dari berbagai fosil. Kami berharap dengan implementasi strategi menuju zero emission dapat kita tekan untuk tidak lebih dari tahun 2060.
  • Apabila kita tidak melakukan apapun maka emisinya akan mencapai 2 gigaton di tahun 2060.
  • Kita telah menyusun peta jalan transisi energi menuju karbon neutral periode 2021-2060, di mana langkah yang kita ambil akan dilakukan secara bertahap, terukur, dan tidak menyebabkan guncangan daripada perubahan biaya.
  • Kita dalam masa transisi harus memanfaatkan teknologi yg sedang dikembangkan. Program yang harus diterapkan adalah pemanfaatan kompor listrik. Kita coba upayakan untuk menyetop impor LPG. Kita harus memiliki infrastruktur jaringan gas yang harus dipercepat.
  • Kita masih mempunyai potensi yang cukup besar di masa transisi ini. Perkembangan EBT membutuhkan waktu, biaya, dan infrastruktur yang perlu dipersiapkan.
  • Pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang mana. Kita saat ini sedang menyiapkan industri baterai untuk transportasi.
  • Pemerintah telah menyusun rencana untuk retirement PLTU Batubara. Kapasitas PLTU sendiri akan bertambah sampai tahun 2026, disebabkan oleh program-program yang sudah berjalan, tapi selanjutnya tidak akan ada penambahan PLTU baru.
  • Kita menetapkan RUPTL PLN yang disebut Green RUPTL. Kapasitas EBT 20,9 GW (51,6%) untuk memenuhi target EBT 23% di tahun 2025 dan target NDC tahun 2030.
  • Untuk menciptakan iklim pengembangan EBT yang lebih kondusif, berkelanjutan, dan adil diperlukan diperlukan regulasi setingkat Undang-Undang sebagai dasar hukum, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh kalangan masyarakat.
  • RUU EBT yang diharapkan akan memberikan kepastian hukum, menyelaraskan peraturan perundangan terkait, memperkuat kelembagaan dan tata kelola pengembangan EBT, menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor EBT serta dapat mengoptimalkan sumber daya EBT dalam mendukung pembangunan industri dan ekonomi nasional.
  • Isu strategis yang menjadi perhatian publik dalam RUU EBT yaitu ruang lingkup RUU, debottlenecking regulasi yang menghambat pengembangan EBT, pengaturan standar portofolio EBT dan perdagangan karbon, pembentukan Badan Pengelola Dana EBT, pengaturan terkait transisi energi, dan materi muatan pengusahaan nuklir.

Direktur Utama PT. Pertamina Persero

  • Aspirasi RUU EBT ketentuan umum di UU ini bukan hanya ditujukan untuk Badan Usaha saja, tapi harus ditujukan untuk anak Badan Usaha atau afiliasi juga. Mengingat setelah restrukturisasi, beberapa hal dijalankan oleh anak perusahaan Pertamina.
  • RUU EBT bukan hanya listrik saja tetapi non listrik juga ini perlu digeneralisasikan bukan hanya sistem kelistrikan nasional tetapi sistem energi nasional.
  • Aspirasi RUU EBT ada di Pasal 6, 7, 8, 9, 10, 16, 21, dan 25.
  • Aspirasi RUU EBT ada di Pasal 28 ayat 1, 28 ayat 2, 28 ayat 3, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 35.

Direktur Utama PT. PLN

  • Kami ingin melengkapi yang sudah dipaparkan bahwa tahun ini size dari industri kelistrikan 250 TWh. Pertumbuhan demand setahun sekitar 4,6% dan sudah mempertimbangkan recovery dari Covid-19.
  • Kalau difast forward di tahun 2060 size industri kelistrikan menjadi sekitar 1800TWh setiap tahun sehingga ada ruang yang luar biasa yaitu penambahan demand sekitar 1500 TWh.
  • Kebutuhan kapasitas yang harus dibangun dari sekarang sampai tahun 2060 adalah 250 GW additional kapasitas dibanding saat ini yang sudah terpasang hanya sekitar 63 GW.
  • Untuk itu dari paparan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ruang untuk membangun EBT sangat besar.
  • Bagaimana perencanaan RUU EBT ini bukan hanya jangka pendek tapi bagaimana merencanakan transisi energi secara smooth.
  • Kebutuhan biaya sekitar USD600 Miliar atau Rp9000 Triliun. UU EBT ini akan mengatur transisi energi berjalan lancar.
  • Di tahun 2038 pasokan EBT mulai muncul dalam modeling kami yaitu energi nuklir. Untuk itu kami mendukung menuju energi bersih, baru dan terbarukan, dalam rancangan kami mulai ada pembangunan energi nuklir di tahun 2038.
  • Perlu adanya badan, kami siap mendukung itu dan siap melaksanakan itu baik secara teknis maupun komersial bahwa pembangunan energi nuklir menjadi bagian yang terintegrasi bagaimana kita menjaga substanable energy.
  • Sudah dilakukan assessment tsunami Fukushima bahwa pembangkit nuklir generasi empat begitu terkena gempa dengan skala 9,5 tidak ada keretakan sama sekali.
  • Hanya mereka lupa kalau terjadi tsunami genset cadangannya terendam air dan tidak ada pasokan listrik maka aliran air pendinginnya terganggu dan terjadi melt down.
  • Untuk itu komunitas nuklir internasional sudah mendeteksi hal-hal seperti ini dan membangun water tower. Teknologi nuklir sudah sangat aman. Kami berharap buklir bisa menjadi bagian bangsa ini untuk maju ke depan.
  • Perlu ada kapasitas pembangunan EBT yang sangat besar. Ini adalah kesempatan bangasa ini untuk bangkit.
  • Pengembangan EBT memerlukan suatu inovasi. Kebudayaan manusia berinovasi. Sebagai contoh saat ini biaya storage dari batre hanya dalam 5 tahun penurunan dari energi storage mendekati 80%.
  • Kalau tren ini masih konsisten, biaya baterai storage barangkali bisa 3-4 sen saja. PLN siap mendukung penuh transisi karbon netral 2060. Saat ini kita membangun suatu policy.
  • Saat ini kita membangun suatu policy, PLN peduli generasi mendatang harus mempunyai masa depan yang lebih baik dari saat ini. Semoga dalam menerima tantangan ini kita diberi kekuatan.

Pemantauan Rapat

Berikut merupakan respon anggota terhadap pemaparan mitra:

Rangkuman Terkait

Komisi / Alat Kelengkapan Dewan